@      Ilmuwan Temukan Fosil Berlapis Emas Berusia 450 Juta Tahun

POSISI:SABUNG AYAM ONLINE SV388 LIVE > Situs M9WIN >

Ilmuwan Temukan Fosil Berlapis Emas Berusia 450 Juta Tahun

fosil emasFoto: Luke Parry/sciencealertJakarta -

Fosil biasanya terbentuk saat organisme mati tertutup oleh lapisan mineral di batuan sedimen. Organisme ini secara perlahan akan mengeras menjadi batu selama ribuan tahun. Namun, penemuan fosil di New York baru-baru ini menunjukkan sesuatu yang berbeda.

Fosil ini terawetkan dalam pirit besi atau "emas palsu" di seluruh tubuhnya. Lapisan pirit ini membantu menjaga bentuk tubuh organisme tetap utuh. Meskipun fosil ini berusia sekitar 450 juta tahun. Lantas, bagaimana emas dapat mengawetkan fosil?

Untuk itu, simak penjelasan ahli berikut ini.

Penemuan Fosil Hewan Laut PurbaFosil berlapis emas ini berhasil diidentifikasi sebagai Lomankus edgecombei, yakni hewan laut yang tergolong dalam Megacheirans dan kelas artropoda yang telah punah. Hewan ini memiliki lengan besar di bagian depan tubuhnya untuk menangkap mangsa. Namun, mengapa fosil hewan ini dapat tetap utuh?

Proses pembentukan fosil biasanya dapat merusak tubuh dari suatu organisme karena adanya tekanan dan panas. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada anatomi atau struktur tubuh organisme sehingga sulit untuk diidentifikasi.

Penemuan fosil Lomankus edgecombei ini mengejutkan ilmuwan karena memiliki struktur tubuh yang utuh dan berlapis emas. Pirit besi atau emas palsu diduga menjadi salah satu penyebab dari utuhnya fosil hewan tersebut.

Baca juga: Jejak Kaki Ini Ungkap Dinosaurus Pernah Hidup di Kutub SelatanBaca juga: Ada Lempengan Samudra Purba dari Zaman Dinosaurus di Dalam Perut Bumi, Ini Kata Studi

Ahli paleobiologi dari Universitas Oxford di Inggris, Luke Parry mengatakan bahwa selain memiliki warna emas yang indah dan mencolok, fosil-fosil ini terawetkan dengan sangat baik.

Proses Pembentukan Fosil Berlapis EmasMenurut Parry, Lomankus edgecombei kemungkinan besar terkubur dalam kondisi hidup akibat adanya timbunan sedimen besar.

Selanjutnya, sedimen yang kaya akan zat besi secara bertahap akan membentuk pirit di lingkungan tanpa oksigen, menggantikan bagian tubuh hewan tersebut dengan mineral hingga menjadi fosil yang terawetkan dengan baik.

Penemuan fosil Lomankus edgecombei secara utuh ini memberikan wawasan baru mengenai anatomi dari Megacheiran atau kelompok hewan laut purba. Fosil Lomankus edgecombei bahkan diperkirakan sebagai spesies Megacheiran terakhir yang hidup di bumi.

Lebih lanjut, penemuan fosil ini juga memberikan wawasan mengenai bagaimana pelengkap pada kepala artropoda berevolusi menjadi antena, capit, dan taring seperti yang terlihat pada serangga saat ini.

Selain itu, anatomi Lomankus edgecombei tidak menunjukkan adanya mata untuk penglihatan. Temuan ini mengindikasi bahwa makhluk tersebut menggunakan anggota tubuh lain untuk merasakan dan menangkap mangsa, sebagaimana dikutip dalam studi "A Pyritized Ordovician Leanchoiliid Arthropod" oleh Luke Parry dan rekannya pada tahun 2024.

"Lomankus edgecombei menunjukkan kepada kita bahwa Megacheiran terus mengalami diversifikasi dan evolusi jauh setelah Kambrium, dengan apendiks besar yang sebelumnya menakutkan, kini menjalankan fungsi yang sama sekali berbeda," kata Parry kepada Science Alert.

Baca juga: Ilmuwan BRIN Raih Pemuda Inspiratif Kemenpora & Masuk 2% Peneliti AI Terbaik Dunia 20DVideo: China Resmi Mulai Fase Kedua Pembangunan Teleskop Radio FAST20DVideo: China Resmi Mulai Fase Kedua Pembangunan Teleskop Radio FAST(nwy/nwy)